Perjalanan Menemukan Kepercayaan Diri



Hai berikut adalah sepenggal kisah ku dan perjalanan ku menemukan kepercayaan diri. 
Menginjak usia 25 tahun, entah kenapa pikiranku bergelut makin liar, beragam hal ku pikirkan, topik yang dulunya bodo amat sekarang jadi kepikiran. Mungkin memang sudah waktunya, semakin bertambah usia makin banyak memori dilalui, makin sedikit waktu tersisa. 

Ketika kita belum tuntas memikirkan tentang diri sendiri, sosial dan lingkungan memberimu standard hidup. Sedikit background aku terlahir dari keluarga tradisional di pedesaan dengan kedua orang tua penyayang namun lemah secara ekonomi (secara standar hidup orang indonesia). Tidak menampik bawha ekonomi menjadi salah satu faktor rendah nya kepercayaan diriku sewaktu dalam pergaulan. Sebelum memperluas pergaulan aku nyaman dengan yang aku punya dan tau itu yang terbaik yang orang tua ku bisa berikan. Karena sepanjang perjalanan kecil aku selalu ingat perkataan mamak "mamak ngga bisa berikan yang 'terbagus' tapi mamak bapak akan selalu usahakan yang 'terbaik'.. "

1. Semua berawal dari pola pikir orang tua. yang mengetahui bahwa walau lemah ekonomi namun pendidikan adalah prioritas. Aku ditempa agar memenuhi standar sosial "kepintaran" secara akademis. Agar ketika tidak bisa membanggakan hal materiil seperti kekayaan, kecantikan, atau barang, aku masih bisa membanggakan kepintaran dan rangking yang bagus. Akademis menjadi bibit kepercayaan dikiriku. 

2. Bermodal karakter ceria dan narsis sedari kecil, dengan modal ini aku mudah berbaur secara sosial, aku jadi pribadi yang banyak tersenyum dan approachable. Namun kelemahan ku adalah kurang "mawas diri" kurang nya perhatianku dengan sekitar membuatku ceroboh, kekanakan, masih belajar menerima kritikan dengan hati terbuka dan kekurangan lain yang aku sadari (dan dalam perjalanan memperbaikinya). Selain kepribadian, aku juga memiliki skill, skill yang menuntunku pada pekerjaanku saat ini seorang graphic/motion designer. Akademis, Karakter dan Skill menjadi bibit berikutnya dalam perjalanan kepercayaan diriku.

3. Down kemudian bangkit lagi, kini bisa dibilang kutemukan kepercaya diri. bukan percaya diri seperti dulu yang pakai baju apa aja ku ngerasa kece. Tapi kepercayaan diri yang sadar bahwa "Aku bisa berdiri sendiri, aku percaya aku bisa, aku tau aku berharga, aku memiliki skill, aku tau apa yang aku mau dan yakin akan pilihanku". Semua itu tak terlepas dari modal yang kumiliki kemudiaan berevolusi menjadi benda materiil esensial yaitu 'uang', memiliki penghasilan sendiri benar-benar membuat lega, memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak lagi bergantung pada orang tua menjadikan ku sampai pada titik ini. Semua itu tentunya melalui banyak trial and error, banyak sedihnya tapi ku bangkit lagi.

Akademis, Karakter, Skill, Pengalaman Down kemudian Bangkit Lagi lagi dan Berpernghasilan menjadi fondasiku kini. Aku bisa bilang aku cukup PERCAYA DIRI, aku mensyukuri berkat yang kumiliki. Tiada hari tanpa ku berterimakasih kepada hidup. terlebih saat aku sekarang bisa memberi daripada hanya menerima. Semoga ini bukan hanya kepercayaan diri semu. Bukan ada sementara, tapi menetap di diriku setelah kutemukan. ada uang ataupun tidak ada uang. "Aku bisa berdiri sendiri, aku percaya aku bisa, aku tau aku berharga, aku memiliki skill, aku tau apa yang aku mau dan yakin akan pilihanku" 

Terimakasih sudah membaca, semoga kamu temukan kepercayaan dirimu, aku tau itu ada dalam dirimu!

Terimakasih babak mamak
Terimakasih beasiswa sampoerna academy
Terimakasih beasiswa paramadina fellowship (bank btpn)
Terimakasih raka

Terimakasih aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN PERTAMA MEMPERINGATI HARI RAYA GALUNGAN DI JAKARTA

LIFE UPDATE

Petuah dari Lagu A. A. Raka Sidan - Lemete Sing Ngidang Lung